Dapur adalah ruangan yang ada pada rumah baik itu rumah modern atau rumah tradisional yang memiliki fungsi sangat vital. Dapur tradisional masa lalu tentu memiliki bentuk dan tata ruang yang berbeda dengan dapur modern. Anda masih bisa menemukan bentuk dapur tradisional di pedesaan Jogja yang masih mempertahankan bangunan Joglonya.
Dapur modern saat ini lebih rapi karen adanya jasa kitchen set Jogja, selain itu karena keterbatasan lahan orang lebih menyukai dapur modern. Jika anda penasaran dengan dapur masa lalu, inilah ulasan mengenai dapur masa lampau di masyarakat Jogja.

Luweng dan Keren
Pada masa lalu sebelum adanya kompor minyak, untuk memasak masyarakat tempo dulu menggunakan luweng atau keren. Luweng atau keren ini menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakarnya. Luweng adalah tungku yang dibuat dari tatanan batu bata merah. Ada yang ditata begitu saja, namun ada pula yang memberikan finishing berupa plester tanah liat.
Sedangkan keren adalah tungku berbentuk bulat yang berasal dari tanah liat yang dibakar. Kalau luweng harus dibuat sendiri namun keren bisa di dapatkan dengan membeli. Kelebihan keren daripada luweng adalah bisa di pindah sesuai keinginan. Sedangkan untuk luweng posisinya paten tidak bisa dipindah kecuali harus dirusak.
Sebenarnya ada jenis keren yang berasal dari tanah liat dengan bahan bakar remukan gergajian kayu yang dinamakan gerjen atau grajen. Jenis keren ini ditemukan belum lama. Fungsi dari gerjen adalah untuk menghemat kayu bakar dan memanfaatkan sisa penggergajian. Keren ini bernama anglo. Berbentuk bulat dengan tempat memasukkan kayu yang ukurannya lebih kecil. Sehingga cukuo membutuhkan satu kayu saja untuk pembakaran.
Pogo
Pogo adalah rak yang terbuat dari bambu atau kayu. Pogo ukurannya besar karena digunakan untuk menyimpan atau meletakkan alat masak yang sudah selesai digunakan. Soblok, wajan, dan beberapa peralatan masak yang memiliki angus atau jelaga diletakkan di rak ini. Sedangkan untuk piring dan gelas di letakkan di rak yang berbeda.
Pogo biasanya dibuat dengan tiga tingkat dengan bagian paling atas digunakan untuk menyimpan peralatan yang jarang digunakan seperti kukusan dan dandang. Dandang dan kukusan yang biasanya memiliki ukuran besar jarang digunakan. Biasanya digunakan ketika punya gawe atau ada hajatan. Ada pula maron atau semacam wadah besar dari tanah liat juga disimpan disini. Selai itu ada pula peralatan dari anyaman bambu seperti tampah, tambir, bakul dan lain lain yang sekarang justru dijadikan oleh-oleh kerajinan khas Jogja.
Dapur Yang Luas
Banyaknya peralatan dapur dengan ukuran besar menjadikan ruangan dapur yang di butuhkan juga harus besar. Selain itu, dapur pada masa lalu juga masih beralas tanah. Selain untuk menyimpan peralatan dapur, sebagian hasil panen juga terkadang disimpan di dapur jika gandok yang merupakan kamar sebaguna pada rumah Joglo sudah penuh atau sudah digunakan.
Kayu bakar untuk persediaan bahan bakar juga disimpan di dapur. Untuk kayu yang masih basah biasanya di letakkan di atas tungku memasak yakni di letakkan di anjang-anjang. Fungsinya agar kayu lekas kering terkena uap atau asap panas dari tungku. Inilah yang menyebabkan dapur menjadi penuh barang.
Jika di perkirakan, dapur modern pada model rumah minimalis saat ini mungkin hanya berukuran seperempat dari dapur masa lalu masyarakat Jawa. Bentuk dapur biasanya memanjang dari kiri ke kanan di bagian rumah paling belakang sebelum sumur atau kamar mandi.
Longkangan
Longkangan adalah tempat terbuka yang berada di antara dapur dan ruangan di depannya. Dari ruangan depan dapur menuju dapur hanya ada satu akses pintu dan itu tidak melewati longkangan. Biasanya longkangan ada di samping jalan akses antara dapur dan ruangan depannya. Jika di samakan dengan rumah modern dapur dengan longkangan ini seperti dapur konsep terbuka.
Fungsi dari longkangan ini adalah sebagai tempat sirkulasi udara. Dengan kayu bakar sebagai bahan bakarnya tentu menjadikan dapur banyak asap. Dan untuk mengatasinya dibuatlah longkangan dengan atap terbuka. Longkangan ini bisanya memanjang dari kiri ke kanan mengikuti ruangan dapur dengan menyisakan sedikit area beratap yang digunakan untuk jalan akses dapur dengan ruangan depannya.

Fungsi lain dari longkangan ini adalah untuk tempat mencuci peralatan masak. Sehingga antara longkangan dan dapur lantainya tidak sama tinggiya. Longkangan lantainya agak menurun dengan terdapat saluran air keluar ruangan baik air hujan ataupun air sisa saat membersihkan peralatan dapur. Di ujung longkangan yang tidak berada pada sisi jalur akses ke dapur biasanya akan ada pintu keluar yang kadang hanya dibuka disaat saat tertentu.
Demikin ulasan mengenai dapur tradisional masa lalu yang saat ini sudah ditinggalkan. Namun pada rumah yang masih mempertahankan bentuk asli Joglonya akan ditemukan dapur model ini. Semoga artikel ini bermanfaat dan jangan lupa membaca artikel lainnya tentang apa apa yang harus diwaspadai saat berkunjung ke Jogja.